Rabu, 14 September 2016

Tanya Jawab 107


Tanya Jawab Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
107

Pertanyaan :
Ketika sedang melafal Amituofo, tangan menghitung tasbih, setelah selesai menghitung hingga 108 butir, sampai pada kepala tasbih (biasanya butir paling besar, atau kadang kala di dalamnya ada rupang Buddha), mesti membalikkan tasbih barulah mulai menghitung lagi, tidak boleh melangkahi kepala tasbih, mengandung makna bertekad kembali lagi menyelamatkan para makhluk. Tetapi sebagian orang justru tidak tahu dan melangkahi kepala tasbih, apakah boleh?

Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Menghitung tasbih sampai pada butiran kepala tasbih, sebaiknya saat memasukkan butiran tasbih ke dalam tali tasbih, hendaknya ada sedikit ruang pemisah, dengan demikian ketika membalikkan tasbih barulah nyaman dan mulai menghitung lagi. 

Orang yang menghitung tasbih sampai melewati kepala tasbih adalah dikarenakan tidak adanya jarak antara butiran tasbih dan kepala tasbih, tetapi untuk nyamannya tentu saja membalikkan tasbih lalu mulai menghitung lagi.

Sedangkan untuk makna bertekad kembali lagi menyelamatkan para makhluk, kalau dalam hati memang ada pemikiran serupa ini maka betapa bagusnya, tetapi belum pernah kelihatan kalau hal ini ada tercantum di dalam sutra.     

Dipetik dari : Tanya Jawab Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
Penulis : Upasaka Li Bing-nan
Disusun oleh : Upasaka Ceng Qi-yun


淨土法門疑難問題解答
(一零七)

問 :  
念佛時,手數念珠,數完一百零八粒,輪到佛頭珠時,必須將念珠翻轉過來,回頭再數,手數念珠,不能越過佛頭珠,含有乘願再來的意思。但一般人手數念珠,總是越過佛頭珠,對不對呢?

李炳南老居士解答 :
數珠念到佛頭時,穿繩必有小空閒處,掉轉頭來,才好掐珠再數。如圖省事,越過佛頭,那一段珠已與佛頭緊貼,沒有空閒的地方,不好數珠了,為了靈便起見,還是掉轉珠頭為好。至於乘願再來的意思,如果心中有這樣的想法,未嘗不可,但沒有看見有記載。

文摘恭錄 : 淨土法門疑難問題解答
李炳南老居士原著
曾琦雲編譯