Tanya Jawab Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
51
Pertanyaan :
Anak sering membuat
keributan ketika saya sedang melakukan kebaktian, sehingga pikiran tidak
terfokus, dalam hati berkobar api Avidya (kegelapan batin), usai kebaktian saya
langsung memukulinya. Kebajikan yang dalam waktu sekejab berubah jadi kejahatan
seperti ini, apakah berarti telah menanam karma buruk? Tapi kalau anak tidak
diberi pelajaran, dibiarkan membuat keributan, maka meskipun di luar tampaknya
diriku ini baik tapi dalam hatiku adalah jahat, ini juga bukanlah pikiran suci.
Bagaimana cara mengatasinya?
Upasaka Li Bing-nan menjawab :
Melafal Amituofo
memang untuk melenyapkan Avidya, oleh karena pikiran tidak terfokus sehingga
muncul Avidya, ibarat rembulan yang gelap ditutup lagi dengan selapis awan hitam,
janganlah sampai melakukannya. Usai kebaktian mendidik anak, adalah agar dia
mengenal santun, tentunya ini adalah niat yang baik, tidak mengandung maksud
jahat, namun hal ini harus setara dengan memberinya apresiasi bila dia
berkelakuan baik, di dalam hati amarah jangan sampai berubah jadi kebencian.
Hendaknya melakukan
introspeksi diri, putra putri tidak patuh pada aturan, ini dikarenakan diri
sendiri tidak disiplin dalam mendidik, juga merupakan rintangan karma sendiri,
hendaknya merasa malu dan menyesal, diri sendirilah yang patut disalahkan. Apabila
dapat merenungkannya sedemikian rupa, maka inilah cara yang baik untuk
menyeimbangkan batin.
Dipetik dari : Tanya Jawab
Seputar Pintu Dharma Tanah Suci
Penulis : Upasaka Li Bing-nan
Disusun oleh : Upasaka Ceng Qi-yun
(五十一)
問 :
做功課時常常遇到自己的孩子吵鬧,念頭不專一,心中起無明火,念完後按情節輕重懲打孩子。像這樣一瞬間的善惡,是否種下了不善的因數。如果不教訓孩子,吵由他吵,我外面雖善但內心動惡,也不是淨念。請問,有什麼好辦法對治嗎?
李炳南老居士解答 :
念佛本來就是為了斷除無明,只因為念頭 不專一又起無明,好像陰暗的月亮又添上了一層黑雲,千萬使不得。做完功課後教訓孩子,使他規矩一點,自然是好意,並非惡心,但應該恩威並施,獎懲結合,內 心不可真正發怒。要反省自己,子女不守規矩,仍然是自己家教不嚴所致,是自己的業障,要發慚愧心,多責備自己。能夠這樣去觀想,就是調伏的一個好辦法。
文摘恭錄 : 淨土法門疑難問題解答
李炳南老居士原著
曾琦雲編譯